BANTEN

Kisah Nasby, Penjual Cilor yang Sukses Jadi Montir Andal

BANTEN, Obornewsbanten.com – Nasby Syahrul Mubarak (22), atau yang akrab dipanggil Nasby, adalah salah satu alumni Rumah Gemilang Indonesia (RGI). Pemuda asal Bandung ini terlahir dari keluarga sederhana. Ibunya mengelola warung kecil dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara sang ayah sudah lama tidak bekerja karena sakit yang dideritanya. Keadaan inilah yang membuat Nasby bertekad ingin menjadi orang sukses dan mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Sejak dulu, Nasby dikenal sebagai sosok yang penuh semangat dan pekerja keras. Saat SMA, setiap pulang sekolah dia bekerja di tempat sablon dari pukul dua siang hingga pukul sebelas malam. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Nasby sempat berjualan cilor di depan sekolah. Dua tahun berjualan, ia lelah dengan profesinya yang dirasa stagnan dan seperti berjalan di tempat. Ia berharap bisa memiliki keterampilan khusus agar kariernya bisa terus bertumbuh. Namun, keterbatasan ekonomi menghambat Nasby untuk melanjutkan pendidikan.

“Waktu itu, saya sempat ragu untuk menata hidup dan meneruskan cita-cita saya. Karena kondisi ekonomi yang sangat pas-pasan sekali dan saya juga enggak punya keahlian khusus,” katanya.

Asah Kemampuan di Rumah Gemilang Indonesia

Rumah Gemilang Indonesia (RGI) menjadi langkah awal Nasby untuk kembali meraih mimpinya. Jalannya meraih cita-cita dimulai sejak ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan gratis di jurusan Teknik Sepeda Motor. Sejak kecil, Nasby sudah menyukai dunia otomotif dan mulai mempelajarinya secara otodidak. Setelah mendapatkan informasi RGI melalui sosial media, ia yakin untuk mengikuti pelatihan RGI pada tahun 2023.

Selama enam bulan, Nasby mengikuti masa diklat di Kampus Sawangan, Depok. Menurutnya, keputusan untuk bergabung menjadi salah satu santri RGI adalah langkah yang patut disyukuri. Meskipun dirinya belum banyak memiliki pengalaman di bidang otomotif, tetapi semangat untuk menjadi orang yang sukses terus menyuntik dirinya agar selalu bekerja keras.” Menjadi santri RGI merupakan pengalaman luar biasa yang pernah saya jalani. Belajar di RGI selama enam bulan dengan berbagai materi tentang otomotif khususnya di bidang teknik sepeda motor telah membuka wawasan yang baru. Selain itu, di RGI ini saya banyak belajar ilmu agama yang tentu ini menjadi bekal untuk saya,” ujarnya.

RGI adalah program pemberdayaan dan pusat pelatihan yang dijalankan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar yang menerapkan pendekatan pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal melalui kursus singkat. Tujuan dari kombinasi ini adalah agar peserta pelatihan tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang unggul sebagai dasar bagi masa depan mereka, tetapi juga memiliki pemahaman yang baik tentang akidah Islam.

Berhasil Meraih Sertifikat Penghargaan

Kegigihan dan ketekunan Nasby mampu melahirkan prestasi gemilang. Berbekal keahlian yang telah diasah, Nasby memulai kariernya di dunia otomotif. Siapa yang menyangka, cita-citanya sejak kecil kini bisa terwujud. Saat ini, Nasby tengah bekerja sebagai mekanik di bengkel “Yamaha Motor Clinic” di Jakarta Timur. Berkat keuletan, kedisiplinan, dan keterampilan yang dimiliki, Nasby berhasil mendapatkan sertifikat penghargaan Yamaha Technical Academy Silver. Ia dapat membuktikan bahwa di dunia kerja dirinya mampu bersaing dengan mahasiswa lulusan teknik mesin sekalipun.

Nasby merasa sangat bersyukur mendapat kesempatan belajar dan mengabdi di RGI. Banyak pengalaman yang didapat, salah satunya menjadi seorang pengajar di kelas praktik Teknik Sepeda Motor dan menjadi asisten instruktur. RGI telah memberi peluang bagi banyak pemuda duafa untuk meraih cita-cita. Hal ini menginspirasi Nasby agar kelak bisa membuka usaha sendiri dan menyediakan peluang kerja bagi mereka yang tidak berpengalaman tetapi memiliki keinginan untuk belajar.

“Terima kasih kepada manajemen RGI, para instruktur serta amil LAZ Al Azhar. Mudah-mudahan segala jerih payahnya Allah lipat gandakan pahalanya, dan terus diberi keistiqamahan untuk tetap menjadi wadah perantara bagi anak-anak duafa untuk meraih cita-cita,” ungkap Nasby.

Nasby juga berpesan kepada santri RGI yang saat ini masih belajar untuk terus semangat dan jangan cepat mengeluh ketika para instruktur memberikan tugas, karena itu yang akan membentuk kita saat terjun di dunia kerja.(Patri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *